top of page
Gambar penulisSimon Salim, Valerie Hirsy

Sekilas Aritmia

Diperbarui: 17 Agu 2020

Pendahuluan


Aritmia adalah kondisi terganggunya irama listrik jantung. Hal ini terjadi ketika aliran listrik yang mengatur denyut jantung tidak bekerja dengan baik sehingga jantung berdenyut terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. 

Bagaimana jantung manusia normal berdenyut?


Jantung manusia terdiri dari 2 ruang belakang (atrium) dan 2 ruang depan (ventrikel/serambi). Irama jantung pada kondisi normal diatur oleh pacu jantung alami, yaitu nodus sinus, yang terletak di atrium kanan. Nodus sinus inilah yang pada awalnya menghasilkan aliran listrik yang kemudian dijalarkan melalui jalur konduksi jantung ke ventrikel sehingga ventrikel dapat berkontraksi dan memompa darah ke seluruh tubuh. Setiap kontraksi ventrikel merepresentasikan satu kali denyutan jantung. Pada jantung yang normal, proses ini berjalan lancar dan menghasilkan denyut jantung berkecepatan sekitar 60-100 kali per menit.


(Gambar diambil dari https://www.getbodysmart.com/heart-anatomy/heart-chambers)


Jenis


Aritmia dapat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan kecepatan denyut jantung seseorang. Irama jantung yang berdenyut terlalu cepat (>100 kali per menit) disebut takikardi, sedangkan apabila jantung berdenyut terlalu lambat (<60 kali per menit) dinamakan bradikardi.


Tidak semua orang yang mengalami takikardi atau bradikardi berarti memiliki penyakit jantung. Takikardi dapat merupakan respons normal tubuh pada kondisi tertentu seperti saat sedang berolahraga atau cemas. Pada atlet, kelompok lanjut usia, atau orang yang sedang tertidur, denyut jantung yang lambat belum tentu disebabkan adanya kelainan listrik jantung.

Beberapa tipe aritmia yang sering ditemukan adalah :

  • Fibrilasi Atrium atau Atrial fibrillation

  • Takikardi Supraventrikular

  • Takikardi ventrikular

  • Blok Atrioventrikular

Gejala


Gejala aritmia tergantung dari kondisi pasien dan jenis aritmia yang dialami pasien. Beberapa pasien dapat tidak memiliki gejala sama sekali, namun ada juga yang memiliki gejala yang tidak spesifik. Hal inilah yang menyebabkan beberapa individu terkadang tidak sadar bahwa mereka menderita aritmia.


Gejala yang paling sering dilaporkan seseorang yang menderita aritmia adalah palpitasi (sensasi berdebar-debar), meskipun tidak semua orang yang merasakan palpitasi disebabkan oleh aritmia. Beberapa gejala lain yang mungkin dapat dirasakan adalah pusing, kurang konsentrasi, mudah lelah, sesak nafas hingga pingsan. Gejala-gejala tersebut dapat disebabkan karena gangguan irama pada jantung menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik sehingga organ-organ tubuh kekurangan asupan darah yang kaya oksigen. Berkonsultasilah ke dokter apabila Anda sering mengalami gejala-gejala seperti di atas.


Terkadang, aritmia juga dapat menimbulkan rasa nyeri pada dada. Namun gejala ini juga dapat menandakan serangan jantung, sehingga apabila Anda mengalami nyeri dada terutama di sebelah kiri, segeralah ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pertolongan secepatnya.

Apa saja yang dapat menyebabkan aritmia?


Setiap hal yang mengganggu aliran listrik jantung dapat mengakibatkan aritmia, sehingga penyebab aritmia bisa berbeda-beda pada masing-masing individu. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan aritmia adalah :

  • Penyakit jantung koroner; sumbatan pada pembuluh darah yang mengalirkan darah ke bagian-bagian jantung dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan jantung. Hal ini dapat menjadi penyebab gangguan listrik jantung.

  • Penyakit jantung bawaan ; kelainan bentuk jantung dari sejak lahir dapat menjadi penyebab gangguan irama jantung

  • Kelainan bawaan (genetik) yang melibatkan gangguan elektrolit di tubuh

  • Kelainan sistem saraf yang bertugas mengatur tekanan darah dan denyut nadi

  • Kelainan otot jantung (kardiomiopati)

  • Obat-obatan tertentu

  • Proses penuaan dari jantung

Selain kondisi-kondisi seperti di atas, aritmia juga dapat disebabkan oleh pola hidup sehari-hari yang tidak sehat, seperti manajemen stress yang kurang baik, kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol atau kafein yang berlebihan, penyalahgunaan obat-obatan, serta kurang berolahraga atau kegiatan olahraga yang terlalu berat. Karena itu, pengaturan pola hidup sangatlah penting untuk mencegah aritmia.

Apakah aritmia berbahaya?


Sebagian besar kasus aritmia tidak berbahaya, namun pada beberapa kasus aritmia, apabila dibiarkan atau tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan kondisi-kondisi yang fatal atau mengancam nyawa.


Salah satu komplikasi utama aritmia adalah stroke iskemik (stroke yang disebabkan oleh sumbatan aliran pembuluh darah otak). Pada aritmia seperti fibrilasi atrium, atrium jantung berkontraksi dengan tidak teratur sehingga aliran darah menjadi tidak lancar. Hal ini mempermudah terbentuknya gumpalan darah. Apabila gumpalan darah ini menyumbat pembuluh darah di otak, maka dapat menyebabkan stroke. Selain pembuluh darah otak, gumpalan darah akibat fibrilasi atrium juga dapat menyumbat pembuluh darah organ lain seperti mata (menyebabkan kebutaan), ginjal (gagal ginjal), dan kaki (iskemia tungkai akut/penurunan asupan darah tungkai).


Selain stroke, komplikasi lain dari aritmia yang berbahaya adalah Gagal Jantung. Aritmia yang berlangsung terus menerus dapat menyebabkan kemampuan jantung untuk memompa darah menurun. Apabila jantung tidak dapat memompa darah dengan baik, maka organ-organ dalam tubuh akan kekurangan aliran darah. Kondisi dimana jantung tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh inilah yang disebut dengan gagal jantung.

Aritmia juga dapat menyebabkan Henti jantung mendadak. Pada tipe tertentu seperti fibrilasi ventrikel, ventrikel jantung berkontraksi dengan sangat cepat dan tidak teratur yang kemudian dapat menyebabkan jantung berhenti memompa secara tiba-tiba. Jika kondisi ini tidak segera ditangani, maka dapat menyebabkan kematian.

Tatalaksana


Pengobatan aritmia harus disesuaikan dengan jenis dan penyebabnya. Tujuan pengobatan aritmia adalah untuk mengembalikan denyut jantung sedapat mungkin mendekati normal. Beberapa aritmia yang ringan dan tidak menimbulkan gangguan atau gejala tidak memerlukan obat atau tindakan. Hal-hal yang dapat dilakukan sebagai manajemen aritmia adalah :


1) Pengaturan pola hidup

Seperti yang telah diketahui, beberapa pola hidup dapat meningkatkan risiko timbulnya aritmia, sehingga pasien perlu menjaga pola hidup yang sehat, seperti konsumsi makanan sehat dan berolahraga secara teratur. Klik disini untuk membaca lebih jelas mengenai pola hidup sehat untuk gangguan irama jantung.

2) Pemberian Obat-obatan

Mencakup pemberian obat anti aritmia, obat penurun laju nadi dan pengobatan kondisi medis lainnya yang terkait, seperti hipertensi, diabetes, gagal jantung, dan penyakit jantung bawaan. Pemberian obat ditujukan untuk membantu mengembalikan irama jantung menjadi kembali normal atau mendekati normal agar jantung dapat kembali memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh. Obat-obatan ini dapat diberikan sebelum maupun sesudah tindakan pengobatan lain seperti kardioversi atau ablasi. Konsumsi obat-obatan harus sesuai dengan petunjuk dokter.


3) Tindakan

Apabila aritmia tidak dapat diatasi dengan obat-obatan, dokter dapat menyarankan tindakan atau pemasangan alat berikut ini :

a. Kardioversi elektrik : Suatu tindakan memberikan kejut listrik kepada jantung, dengan harapan mengembalikan irama jantung yang normal.

b. Ablasi Jantung : Tindakan merusak sebagian jaringan jantung yang menjadi penyebab gangguan irama jantung. Untuk lebih lengkapnya klik disini

c. Alat Pacu Jantung : Alat yang ditanam dalam tubuh untuk membantu mengontrol irama jantung secara otomatis. Untuk lebih lengkapnya klik disini

d. Defibrilator Kardioversi Implan : Kardioversi elektrik otomatis yang ditanam dalam tubuh. Untuk lebih lengkapnya klik disini.



REFERENSI


Sumber :

  1. Arrhythmia [Internet]. Medline Plus. Available from: https://medlineplus.gov/arrhythmia.html

  2. Heart arrhythmia [Internet]. Mayo Clinic. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-arrhythmia/symptoms-causes/syc-20350668

  3. Anatomy and Function of the Heart’s Electrical System [Internet]. Johns Hopkins Medicine. Available from: https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/anatomy-and-function-of-the-hearts-electrical-system

  4. Kennedy A, Finlay DD, Guldenring D, Bond R, Moran K, McLaughlin J. The Cardiac Conduction System. Critical Care Nursing Clinics of North America. 2016 Sep;28(3):269–79.

  5. Arrhythmia [Internet]. American Academy of Family Physician. Available from: https://familydoctor.org/condition/arrhythmia/?adfree=true

  6. Heart Disease And Abnormal Heart Rhythm (Arrhythmia) [Internet]. MedicineNet. Available from: https://www.medicinenet.com/arrhythmia_irregular_heartbeat/article.htm

  7. Arrhythmia [Internet]. National Heart, Lung, and and Blood Institute. Available from: https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/arrhythmia

  8. D’Alessandro A, Boeckelmann I, Hammwhoener M, Goette A. Nicotine, cigarette smoking and cardiac arrhythmia: an overview. European journal of preventive cardiology. 2012;19(3):297–305.

  9. Aune D, Schlesinger S, Norat T, Riboli E. Tobacco smoking and the risk of atrial fibrillation: A systematic review and meta-analysis of prospective studies. European journal of preventive cardiology. 2018;25(13):1437–51.

  10. Does Alcohol Cause AFib? [Internet]. WebMD. Available from: https://www.webmd.com/heart-disease/atrial-fibrillation/atrial-fibrillation-alcohol

  11. Brunner S, Herbel R, Drobesch C, Peters A, Massberg S, Kääb S, et al. Alcohol consumption, sinus tachycardia, and cardiac arrhythmias at the Munich Octoberfest: results from the Munich Beer Related Electrocardiogram Workup Study (MunichBREW). European heart journal. 2017;38(27):2100–6.

  12. Reinberg S. Exercise May Help Control Irregular Heartbeat [Internet]. WebMD. Available from: https://www.webmd.com/heart-disease/atrial-fibrillation/news/20150824/exercise-may-be-good-medicine-for-irregular-heartbeat#1

  13. Buckley U, Shivkumar K. Stress-induced cardiac arrhythmias: The heart-brain interaction. Trends Cardiovasc Med. 2016 Jan;26(1):78–80.

129 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page